tenisIndonesia.com, Jakarta, Ditengah semarak euforia kesuksesan tim tenis putra Merah Putih menghempaskan Venezuela dengan skor telak 3-0 pada gelaran “Davis Cup By Rakuten World Group II Play Off Indonesia Vs Venezuela” yang berlangsung di Jakarta, 4 dan 5 Maret 2022, tidak ada salahnya bila kita menengok sejenak kebelakang, mengulik sekelumit cerita perjalanan Indonesia yang tercatat pernah dua kali menembus Group Dunia kejuaraan tenis beregu putra tersebut.
“Mungkin banyak yang masih ingat bila Indonesia pernah dua kali masuk Group Dunia Davis Cup, yaitu pada tahun 1983 dan 1989. Yang top Tintus dua kali pemain inti tunggal. Tunggal Tedjo (Yustedjo Tarik -red) dan Tintus, Ganda Tedjo/Hadiman.” kata coach Hadiman, salah satu legenda hidup tenis putra Indonesia, mengawali obrolannya bersama Shirly Arayana Megatama dari tenisIndonesia.com dan ayotenis.com.
“Banyak yang lupa, karena tahun 1983 gak mikirin dokumentasi dan lain-lain, mikirnya cuma bisa tenis dan berangkat LN sudah seneng. Tahunya setelah jadi CNP (capten non playing) pada tahun 1989.” coach Hadiman meneruskan cerita.
Laki-laki berumur 72 tahun itu melanjutkan, “Tahun 1983 saya selalu main ganda dengan Yustedjo dan menang, lawan-lawannya lupa, kalau gak salah final-nya ngalahin Korsel. Yang pasti kita harus menang tiga kali baru bisa juara zone Asia, untuk masuk group dunia yang 16 negara.”
Pria yang pernah membesut sekolah tenis Kampus Tenis Kelapa Gading (KTKG) itu menerangkan, ia beserta anggota tim nasional (timnas) tenis Indonesia lainnya mengaku sangat bangga bisa menjadi kampiun Piala Davis zone Asia sekaligus melangkah ke Group Dunia.
“Wah kala itu kita ditakuti di Asia. Ini kan gak mudah. Jadi kita sangat bangga.” tutur coach Hadiman mengenang.
Saat itu ia telah memprediksi bila keberhasilan skuad Davis Cup Indonesia masuk Group Dunia bakal sulit terulang untuk jangka waktu yang panjang.
“Tahun 1989 saya ngomong ke pemain DC INA bahwa 25 tahun lagi kita belum tentu bisa masuk group dunia. Bener saja, sekarang sudah 33 tahun kita belum mengulangi capaian tahun 1983 dan 1989.” imbuhnya.
“Group DC selalu 16 negara. Urut-urutannya: 1.World group 16 negara terbagus, 2.Group I jg 16 dibawah WG, 3.Group II juga 16, 4. Group III juga 16. Kemarin kalau kita vs Venezuela kalah, maka turun ke group III. Beruntung menang jadi masih bertahan di group II.” pungkas coach Hadiman diakhir obrolannya bersama Shirly Arayana Megatama.
Pada tanggal 4 dan 5 Maret 2022, seperti Anda telah tahu, Indonesia berhasil mempecundangi Venezuela dengan skor telak 3-0. Kemenangan itu seperti Anda juga telah ketahui, sekaligus memastikan tim Piala Davis Indonesia tetap bertahan di Grup II Dunia.
Semoga tidak lama lagi tim tenis beregu putra Indonesia dapat kembali berkiprah dipersaingan elite Group Dunia. Amin.
Beberapa informasi tambahan:
Pada tahun 1983 Indonesia bersaing dengan 15 negara lainnya di World Group, yaitu: Amerika Serikat, Argentina, Australia, Britania Raya, Chile, Czechoslovakia, Denmark, Irlandia, Italia, Paraguay, Prancis, Rumania, Selandia Baru, Swedia dan Uni Soviet.
Sementara pada perhelatan tahun 1989 Indonesia bersaing dengan 15 negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Australia, Austria, Czechoslovakia, Denmark, Israel, Italia, Jerman Barat, Meksiko, Paraguay, Prancis, Spanyol, Swedia, Uni Soviet dan Yugoslavia.